Jumat, 10 Mei 2013

Sungai dan Lapak PKL Dibersihkan


Kendal- Tiga kecamatan yang berbeda di kabupaten Kendal, secara bersamaan melakukan kerja bakti membersihkan saluran dan lapak milik PKL  yang dinilai menghambat aliran air dan mengganggu pemandangan. Tiga kecamatan yang terlibat dalam kerja bakti itu adalah Pegandon, Kangkung, dan Waleri. Kegiatan ini berlangsung pada hari Jum'at (19/4).
Kegiatan itu bertujuan mengantisipasi terjadi luapan air sungai dan saluran pada musim hujan. Dalam pelaksanaannya, warga menggunakan sabit, sapu lidi, dan engkrak untuk membersihkan rumput liar di sepanjang tepi. Mereka juga tidak lupa membersihkan tumpukan sampah yang berada di saluran dan endapan lumpur.
           Heri Wasito (camat Pegandon) menambahkan, kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di sungai masih rendah. Hal itu dapat dilihat banyaknya tumpukan sampah di saluran. "Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan saluran dan sungai agar air mengalir lancar, sekaligus menumbuhkan kesadaran warga untuk ikut menjaga lingkungan mereka masing-masing", kata Heri. Ia menambahkan, kegiatan tersebut akan dijadikan agenda rutin setiap bulan. Diharapkan kegiatan itu mampu mengurangi resiko banjir yang sering terjadi di  Pegandon.



ASUMSI KENISTAAN TERHADAP KAUM BERSARUNG

Mengherankan ketika sebuah kota yang populer dengan sebutan kota santri itu masyarakatnya masih menaruh rasa kurang senang terhadap kedatangan santri. Santri yang dulu disantuni dan dibanggakan oleh masyarakat sekitar kini perhatian mereka semakin mengurang. Apakah karena seorang santri tergolong kaum konservatif yang kemuliaannya telah tenggelam oleh arus gelombang globalisasi?, sehingga ia sangat tertinggal jauh dengan kaum lain yang tidak merasa GapTek ketika menghadapi berbagai teknologi, ataukah karena seorang santri hanya memikirkan hal-hal yang mereka anggap kurang produktif?
Kebingunganku ini membuatku punya harapan akan adanya seorang santri yang tangguh, agresif, mengedepankan transformasi positif, dan kaya raya sebagai penanam investasi alat teknologi sekaligus untuk membuktikan bahwa seorang santri juga tidak tertinggal oleh kecanggihan arus globalisasi.