Identitas Buku
Judul : Studi Islam Kontemporer
Penulis : M. Rikza Chamami, M. SI
Penerbit : Pustaka Rizki Putra
Tebal Buku : 227 hlm.
Cetakan : Pertama, Desember 2012
Peresensi : Muhammad Husna Mubarok
Islam
merupakan agama yang memiliki berbagai ragam dari aspek pengetahuan, spiritual,
dan lain sebagainya. Keaneka-ragaman inilah yang menjadi ciri khas satu agama
yang berbeda dengan agama lain. Perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam kawasan
Islam masih banyak dijumpai. Meski demikian, hal itu masih dapat dikemas oleh
satu sumber yang dijadikan way of life oleh kaum pemeluknya.
Untuk
mengenal Islam lebih dalam dan komprehensif, butuh penggunaan pisau analisis
untuk pengikisan kebodohan dalam proses pencarian hakikat Islam sebagai langkah
awal penciptaan truth of religion. Dalam hal ini, perlu adanya
kajian-kajian tentang Islam guna mengkonstruk tatanan nilai yang terkandung
sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin canggih.
Kajian
tentang Islam (Islamic Studies/Dirasah Islamiyyah) dewasa ini begitu
diminati oleh berbagai pihak. Bukan hanya para cendekiawan muslim saja yang
serius mengkaji Islam, akan tetapi orang-orang Barat non-Muslim juga giat
mengkaji tentang Islam. Namun demikian, bukan hanya kaum orientalis yang
mengkaji Islam secara analisis, para cendekiawan pun tertarik dengan berbagai
kajian Islam yang menyuguhkan berbagai disiplin keilmuan.
Buku
yang ditulis oleh M. Rikza Chamami ini menyajikan berbagai kajian Islam
kontemporer dari berbagai sudut pandang tanpa melepaskan faham tradisionalis.
Relevansi buku ini layak di kaji oleh kalangan akademis atau non-akademis.
Secara
global, isi dari buku ini sudah cukup menjawab pertanyaan kejadian realitas
mengenai benturan-benturan pemahaman (fahm) dan mengkomunikasikan faham
(ifham) yang konsekuensinya memanifestasikan corak pemikiran yang
bermacam-macam. Terlepas dari penerimaan atau penolakan Islam, hal ini
disebabkan karena setiap pakar menerapkan metode berfikirnya (manhaj al-fikr)
berbeda antara satu sama lain. Misalnya, dilihat dari sisi pendekatan
filosofis, Hasan Hanafi lebih memprioritaskan penggunaan fenomenologi dalam
melihat Islam (hlm. 29). Begitu juga jika dilihat dari sisi pendekatan
interpretasi Al-Qur'an, HAMKA mengedepankan kombinasi corak tafsir modern al-adabi
al-ijtima'i (hlm. 126), Jane Mc Auliffe, Fazlur Rahman, muhammad Arkoun
dengan metode hermeneutiknya (hlm. 157),
dan banyak lagi pola-pola pemikiran yang beragam dalam buku ini.
. Namun,
dalam penulisan buku ini lebih layak dikonsumsi oleh para pelajar pasca
sarjana. Ini karena dalam rangkaian setiap kata banyak dijumpai istilah-istilah
asing yang jarang atau bahkan belum pernah dijumpai dan dicerna oleh kalangan
mahasiswa di bawah menengah. Selain itu, tidak sedikit pula ditemukan
kekeliruan penulisan huruf, baik kekurangan atau tambahan huruf yang dapat
merubah arti sehingga dihawatirkan terjadi kesalah-fahaman. Sementara itu, inti
dari isi buku ini dapat memberi kontribusi terhadap khazanah ilmu pengetahuan
tentang Islam kontemporer yang patut ditempatkan sebagai referensi dan dalam
mengkaji studi perkembangan Islam yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.